Saat berkendara ke kampung halaman naik mobil pribadi, apalagi kalau terus menerus menyetir, maka yang sering diabaikan pengemudi adalah soal waktu istirahat saat perjalanan mudik.
Ada beberapa alasan para pengemudi mengabaikannya. Biasanya, karena pengemudi kepingin cepat sampai tujuan. Kalau sudah sampai, barulah di sana sekalian beristirahat. Begitu kira-kira pemikirannya.
Padahal menyempatkan diri untuk istirahat sejenak sangatlah disarankan oleh para ahli kesehatan. Selain untuk memulihkan tenaga, beristirahat juga berguna untuk mengembalikan konsentrasi berkendara. Artinya berhubungan dengan keselamatan.
Nah, berapakah lama waktu istirahat saat perjalanan mudik? Yuk, kita bedah fakta-faktanya:
Sumber: Sleep Foundation
Pada dasarnya, menyetir saat perjalanan jauh atau di tengah lalu-lintas yang padat, akan menguras banyak energi, baik fisik maupun mental.
Secara mental, saat menyetir kita dituntut untuk selalu berkonsentrasi, di mana otak dan penglihatan harus selalu siaga. Dan secara fisik, sejumlah anggota tubuh, seperti tangan dan kaki juga yang aktif bekerja dalam mengemudikan kendaraan.
Ada juga faktor-faktor lain yang bisa membuat kelelahan. Misalnya, tubuh sedang tidak fit, kurang tidur sebelum mengemudi, mengonsumsi obat-obatan tertentu, makan terlalu banyak, dehidrasi, makan terlalu banyak, pilihan waktu menyetir yang salah, dll.
Kombinasi dari berbagai kondisi itu membuat pengemudi jadi lebih cepat lelah dan mengantuk, sehingga dapat berakibat fatal.
Sumber: Autochem.id.
Konsentrasi yang berkurang di saat kita mengantuk atau lelah, pada dasarnya terkait dengan fungsi otak. Rasa kantuk itu sendiri sebenarnya sebuah sinyal bahwa tubuh butuh istirahat.
Pada saat ada rasa mengantuk, maka bagian otak yang bertanggung jawab untuk kewaspadaan dan perhatian, seperti sistem retikuler aktivasi, jadi melambat. Kewaspadaan menurun.
Ada juga berbagai kondisi lain di otak seperti gangguan fungsi kognitif, perubahan neurokimia, dan risiko microsleep. Semua berkontribusi pada penurunan konsentrasi yang signifikan, sehingga meningkatkan risiko kecelakaan.
Sumber: Today Show
Persiapan yang seringkali dilupakan pengemudi sebelum menyetir jarak jauh adalah cukup beristirahat.
Disarankan, pengemudi harus tidur terlebih dulu setidaknya selama 7-9 jam sebelum mengemudi.
Dengan istirahat yang cukup, maka konsentrasi akan bisa dipertahankan. Apalagi jika harus menyetir dalam waktu lama atau di atas 4 jam.
Tantangannya memang soal penyediaan waktu istirahat di masa-masa libur Idul Fitri, baik saat arus mudik atau arus balik. Kesibukan menjelang hari raya pada kenyataannya sering menyita waktu.
Sumber: Thompson Law Injures
Selama ini Otofriends pasti sudah sering mendengar saran tentang pentingnya beristirahat selama mengemudi.
Menurut rekomendasi dari para ahli kesehatan, setiap 2 jam atau setiap menempuh 160-200 kilometer kita harus menyempatkan diri beristirahat selama 20 menit – 30 menit.
Selama beristirahat, pengemudi bisa berjalan-jalan sebentar, melakukan peregangan otot ringan, sambil minum air agar tidak dehidrasi.
Lamanya waktu beristirahat ini bisa lebih lama lagi, jika pengemudi berencana menyetir lebih lama lagi. Misalnya jika mengemudi total 4 jam, maka istirahat bisa lebih dari 30 menit.
Istirahat lebih panjang juga diperlukan kalau kondisi tubuh pengemudi sedang tidak fit, sebelumnya kurang tidur, menyetir di saat jam ngantuk (pukul 10.00 – 13.00), dan saat harus mengemudi di jalan tol yang cenderung mononton.
Benar, faktor pengemudi merupakan penyebab terbesar dalam kasus-kasus kecelakaan di jalan tol. Faktor pengemudi bisa karena kelelahan, pengemudi dalam kondisi kurang sehat, kurang konsentrasi, ngebut, serta pemakaian narkoba atau alkohol.
Agar bisa menyetir kendaraan di luar kota atau jalan tol, diperlukan fisik dan mental yang sehat. Begitu juga dengan mobilnya, butuh pemeriksaan mesin dan body secara keseluruhan.
Kalau Otofriends ingin memastikan mobil bekas pilihan punya kaki-kaki yang baik, maka gunakan saja jasa inspeksi mobil bekas Otospector.
Melalui inspeksi mobil secara cermat, sebuah mobil bekas dapat diketahui riwayat pemeliharaannya. Dengan kinerja yang baik, maka performanya juga bisa maksimal.
Bagikan